PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kebiasaan merokok telah
menjadi salah satu problem sosial paling serius dipenghujung abad ini. Di
kalangan remaja dan anak usia sekolah, kebiasaan mengkonsumsi produk tembakau
itu bahkan telah sampai pada tingkat yang sangat memprihatinkan.
Selain itu merokok juga
merupakan suatu kebiasaan buruk yang sudah membudaya sejak lama di indonesia.
Harus ditanamkan di kalangan remaja bahwa risiko kesehatan yang harus dihadapi
bila mereka merokok adalah tinggi. Dan juga rokok sendiri kerap dituding
sebagai salah satu penyebab seseorang menjadi pengguna zat alkohol dan zat berbahaya
lainnya
Faktanya kita semua mengetahui bahwa kebiasaan merokok adalah
kebiasaan buruk dan mempengaruhi kesehatan manusia. Merokok tidak hanya
membahayakan diri perokok sendiri, melainkan juga mengancam kesehatan orang
sekitarnya. Seharusnya hak perokok berhenti saat berhadapan dengan hak bukan
perokok. Ia harus sadar bahwa meski rokok dibeli dari kantong sendiri, namun
saat ia merokok di dekat orang yang tidak merokok, ia telah melanggar hak hidup
orang lain yang tidak merokok. Karena orang yang tidak merokok ingin menghirup
udara segar bebas penyakit akibat dari asap rokok.
Kebiasaan merokok
dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat
menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya.
Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif
pada tubuh penghisapnya. Sekarang ini kegiatan merokok juga banyak dilakukan
oleh remaja yang biasanya dilakukan di depan orang lain, terutama dilakukan di
depan kelompoknya karena mereka sangat tertatik kepada kelompok sebayanya atau
dengan kata lain terikat dengan kelompoknya. Hal ini sebenarnya telah
diketahui oleh remaja khususnya dan umumnya masyarakat dunia, bahwa merokok itu
mengganggu kesehatan. Masalah rokok pada hakekatnya sudah menjadi masalah
nasional,bahkan internasional.
Pemerintah
tentunya juga tidak tinggal diam atas fenomena banyaknya kebiasaan merokok pada
kalangan masyarakat,khususnya kalangan remaja yang masih berstatus pelajar.
Selain kebijakan-kebijakan pemerintah akan larangan merokok diberbagai tempat
umum seperti rumah sakit, di kantor-kantor, lingkungan sekolahan, serta tempat
umum lainnya tentunya pemerintah juga mengeluarkan peraturan yang sah seperti
Peraturan Pemerintah RI Nomor 81 Tahun 1999 tentang “Pengamanan Rokok Bagi
Kesehatan” yang dikeluarkan resmi oleh Presiden.
Masalah perilaku
mengkonsumsi rokok tidak hanya terjadi pada kalangan remaja ataupun kalangan
pelajar pada masyarakat kota metropolis saja, akan tetapi sehubungan dengan
berbagai pengaruh dan perilaku remaja karena pergaulan, maka pemuda atau remaja
bahkan pelajar di pedesaan saja juga telah banyak yang melakukan kegiatan
merokok.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.
Bagaimana kebiasaan merokok
pada peserta didik kelas VIII SMP N 1 bulakamba Tahun Pelajaran 2013-2014 ?
2.
Apa saja faktor yang
menyebabkan peserta didik melakukan hal negatif ( merokok ) ?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan
yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah :
1.
Untuk mengetahui kebiasaan
merokok pada peserta didik kelas VIII SMP N 1 bulakamba Tahun Pelajaran 2013-2014.
2.
Untuk mengetahui faktor yang
menyebabkan kebiasaan merokok pada peserta didik kelas VIII SMP N 1 bulakamba
Tahun pelajaran 2013-2014.
D.
Manfaat Penulisan
Hasil penulisan diharapkan dapat bermanfaat secara teoritas
maupun praktis sebagai berikut :
1.
Secara Teori
Penulisan
ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pendidikan,
khususnya mengenai kebiasaan merokok pada peserta didik kelas VIII SMP N 1
bulakamba tahun pelajaran 2013-2014.
2.
Secara Praktis
Adapun manfaat praktis
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a.
Bagi peserta didik
Dapat membantu peserta didik dalam
bertingkah laku yang baik dan tepat sesuai dengan yang ada dalam masyarakat
serta peserta didik mampu menerapkannya dalam permasalahan ini.
b.
Bagi guru
Dapat bekerja sama untuk memberikan perhatian yang cukup
dan bimbingan dalam konteks mengenai kebiasaan merokok sehingga peserta didik
dapat terarah lebih baik.
c.
Bagi sekolah
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan
informasi mengenai kebiasaan merokok peserta didik agar terarah lebih baik.
BAB II
PELAKSANAAN STUDI KASUS
A. Perencanaan
Rencana pelaksanaan
studi yang saya lakukan di lapangan SMP N 1 kecamatan bulakamba dimulai dari
tanggal 6 November 2013 sebagai berikut :
1.
Mengenali gejala
Berdasarkan wawancara di SMP
Negeri 1 Kecamatan Bulakamba sering dijumpai peserta didik yang mempunyai
kebiasaan merokok disebabkan peserta didik mengikuti pengaruh pergaulan dengan
teman sebayanya yaitu anak PGRI.
Pada awalnya peserta didik belum mengenal rokok serta
belum merasakan bagaimana rasa rokok itu, akan tetapi karena pengaruh dengan
teman sebayanya sehingga peserta didik tertarik dengan rokok dengan motivasi
coba-coba dan didorong oleh keinginan ikut-ikutan serta dalam pergaulan bebas.
2.
Membuat deskripsi kasus
Ikin adalah siswa kelas VIII SMP
1 negeri bulakamba brebes. Ia berasal dari keluarga petani yang terbilang cukup
secara sosial ekonomi di desa pedalaman kurang lebih 1 km dari rumah ke
sekolah, sebagai anak pertama semula orang tuanya berharap agar anaknya setelah
pulang dari sekolah ia bisa menjaga adiknya yang masih kecil. Tetapi pulang
dari sekolah ia kerja di conter sebagai penjaga pulsa milik tantenya, sejak kerja ia mendapatkan uang
kurang lebih 20.000ribu per hari tetapi uang tersebut di gunakan untuk membeli
rokok dan sisa untuk senang-senamg sendiri. Sejak bergaul dengan anak PGRI (
cenderung anak nakal ) ia mengikuti kebiasaan mereka yaitu ikut-ikutan merokok
secara sembuny-sembunyi di lapangan, awalnya ia coba-coba tetapi lama kelamaan
menjadi kecanduan. Akhirnya waktu untuk belajar menjadi males karena ia lebih
penting untuk merokok, tetapi lama kelamaan ia merasa bosan bahwa merokok itu
tidak enak dan rasanya pahit. Ia mengakui bahwa selama ini apa yang dilakukan tidak
baik serta dapat merugikan diri sendiri( boros uang).
3.
Aspek/ bidang-bidang masalah
Bidang
masalah yang dihadapi adalah masalah sosial dikarenakan klien pengaruh lingkungan pertemanannya disekitar yang tidak mendukung sehingga
membuat klien tertarik merokok
dengan motivasi coba-coba dan didorong oleh keinginan ikut-ikutan.
4.
Jenis-jenis masalah
Berdasarkan
deskripsi kasus diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa jenis
masalah yang dialami klien adalah masalah kebiasaan merokok sehingga dalam pembelajaran
biasanya menjadi malas untuk belajar, lupa waktu untuk tidak mengerjakan PR,
suka mengacuhkan perintah (mengabaikan),
membuang-buang uang untuk membeli rokok, tidak konsentrasi dalam penerimaan
pelajaran, hubungan antara keluarga menjadi renggang, boros untuk membeli rokok
yang akhirnya berdampak negatif seperti menjadi lupa untuk belajar sehingga
klien menjadi malas belajar karena terlalu banyak waktu yang
terbuang untuk merokok.
5.
Analisis masalah
Bedasarkan
hasil wawancara penulis mengambil kesimpulan bahwa klien yang bernama ikin
merupakan peserta didik kelas VIII dari SMP N 1 Bulakamba. Klien termasuk
peserta didik yang baik namun di karenakan pengaruh lingkungan pertemanannya
disekitar yang tidak mendukung maka membuat klien ini menjadi kebiasaan
merokok. Klien awal mula tertarik dengan merokok dari kelas VII dengan motivasi
coba-coba dan adanya dorongan pengaruh dengan teman sebaya atau teman
sepergaulan. Hal ini klien merokok
berawal dari coba-coba untuk menunjukkan jati dirinya, maka lama kelamaan
menjadi sebuah kebutuhan yang dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi
perokok, tanpa menghiraukan dampaknya bagi diri dan lingkungannya. Peserta
didik beranggapan bahwa merokok itu enak tetapi lama kelamaan merasakan tidak
enak karena merasakan pahit serta mencoba untuk berhenti. Deskripsi di atas
menunjukkan bahwa meskipun dampak merokok sangat tidak baik bagi pengguna
maupun orang lain, namun kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan
bagi perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok
sendiri maupun orang-orang disekitarnya.
B. Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data-data yang diinginkan
dan yang mendukung dalam penulisan
ini maka ada beberapa teknik pengumpulan data yang sesuai untuk digunakan dalam
penulisan ini yaitu :
1.
wawancara ( interview)
Interview berisikan pertanyaan-pertanyaan lisan yang ditanyakan oleh
interviewe dan di jawab oleh interviwi, yang bisa dimanfaatkan untuk menggali
tentang keyakinan, sikap dan pengalaman interviwi secara mendalam (Gall dkk
2003:222).
Berdasarkan teori diatas dapat di simpulkan wawancara adalah mencari
sebuah data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan data yang
lebih jelas dan komplit tentang sesuatu baik dari konselor bahkan konseli itu
sendiri. Masalah konseli yaitu kebiasaan merokok pada peserta didik kelas VIII
SMP N I bulakamba.
2.
Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui(Suharsimi
Arikunto,2006:151).
Angket didefinisikan sebagai sejumlah pertanyaan atau pernyataan
tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri
responden,yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab
oleh responden(Anwar,2009:167).
C. Identifikasi Masalah
Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi
dalam penulisan ini antara lain
1. Sesuai dengan
permasalahan bahwa di SMP N 1 bulakamba banyak peserta didik yang memilki
kebiasaan merokok.
2. Aspek kebebasan peserta didik
khususnya peserta didik kelas VIII di SMP N 1 bulakamba untuk memaknai
seperangkat prinsip tentang benar dan salah, yang wajib dan yang hak, apa yang
penting dan apa yang tidak penting belum diarahkan secara optimal.
D. Penggunaan dan
Pengolahan Data
Berdasarkan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, kehidupan
peserta didik SMP Negeri 1 Bulakamba yang mengkonsumsi rokok dapat dijelaskan
bahwa pola jawaban dan motivasi remaja merokok adanya anggapan bahwa pengenalan
gaya hidup remaja harus selalu fleksibel, tidak apatis dan selalu mengikuti
perkembangan gaya hidup modern. Hal ini sesuai dengan pendapat Erikson (1968)
menjelaskan bahwa masa remaja adalah masa krisis pencarian identitas diri yang
menunjukkan bahwa pada masa ini individu dihadapkan pada tugas perkembangan
yang utama yaitu menemukan kejelasan identitas, terutama yang berhubungan
dengan tugas-tugas perkembangan selama masa remaja, meliputi penerimaan keadaan
fisik, peran seks secara sosial, membentuk hubungan baru dengan lawan jenis,
kemandirian emosi dan ekonomi, memilih pekerjaan, mengembangkan ketrampilan
intelektual, memilih tata nilai yang menuntun perilaku, mengembangkan perilaku
sosial dan mempersiapkan perkawinan (Havinghurst, dalam Papalia, 1998). Erikson
menamakan proses tersebut sebagai proses mencari identitas ego (Monks, 1999).
E. Keterbatasan Studi
Kasus
1. Kebiasaan
merokok yang dilakukan oleh peserta didik kelas VIII SMP N 1 Bulakamba Tahun
Pelajaran 2013-2014.
2.
Sesuai dengan permasalahn bahwa
di SMP N 1 bulakamba banyak peserta didik yang memilki kebiasaan merokok
BAB III
DIAGNOSA
A.
Penyebab Masalah
Setelah diadakan konseling
maka dapat diperoleh data-data yang menunjukkan bahwa faktor penyebab peserta
didik yang melakukan kebiasaan merokok adalah sebagai berikut :
a.
Kepribadian yang lemah
b.
Ketidak mampuan mengendalikan
diri
c.
Dorongan ingin tahu, ingin mencoba-coba,
ikut-ikutan
d.
Tidak memikirkan akan bahaya
merokok, pergaulan bebas
e.
Orang tua kurang atau tidak ada
komunikasi dan keterbukaan
f.
Orang tua acuh dan tidak
mengadakan pengawasan
g.
Orang tua tidak perhatian,
memberi kehangatan, kasih sayang dan kemesraan dalam keluarga
h.
Adanya anggota kelompok sebaya
yang menjadi pengedar merokok
Sehingga faktor yang menyebabkan peserta
didik merokok antara lain sebagai
berikut :
a.
Faktor kepribadian
Pelajar/ siswa
merokok dengan alasan ingin melepaskan diri dan rasa sakit baik fisik maupun
psikis, kebosanan dan sbagainya. Kepribadian yang kurang kuat seperti merasa
dirinya kurang sukses, kurang hebat, kurang pandai bergaul akan mudah tergoda
untuk merokok.
b.
Faktor sosial
Lingkungan mempunyai
pengaruh yang cukup besar, misalnya karena teman-temannya pada merokok maka ia
ikut-ikutan merokok biar dianggap gaul, keren dan sebagainya.
c.
Faktor farmakologis
Didalam rokok mengandung
nikotin, inilah yang menjadi biang keladi utamanya. Nikotin ini setelah sampai
ke otak melalui peredaran darah akan menginduksi dopamine yang mengatur
kesenangan dan kecanduan.
d.
Pengaruh iklan
Iklan rokok melalui media masa baik tulis
maupun elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang
kejantanan, mewah, membuat pelajar/ remaja sering terpicu untuk mengikuti
perilaku seperti yang dicitrakan di iklan.
e.
Pengaruh orang tua
Salah satu temuan
tentang remaja/pelajar merokok adalah bahwa siswa yang berasal dari keluarga
perokok akan mudah menjadi perokok. Untuk itu perlu diperhatikan karena
orang tua harus dapat menjadi figur yang
baik dalam memberikan keteladanan pada anak- anaknya.
f.
Ketidak tahuan akan bahaya
merokok
Ketidak tahuan pelajar akan bahay merokok
akan menimbulkan pemahaman yang slah tentang rokok seperti dikiranya dengan
merokok dapat membuat jadi pandai bergaul, terkesan lebih keren, dapat
meningkatkan prestasi belajar, dan sebagainya. Dan anggapan itu semua salah,
justru sebaliknya dapat mendatangkan berbagai penyakit yang berbahaya.
Berdasarkan penyebab dan data- data yang telah didapat
maka dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor penyebab peserta didik melakukan kebiasaan merokok karena dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu faktor kepribadian, sosial, pengaruh iklan, dan pengaruh
orang tua.
B. Dampak buruk dari rokok
bagi pelajar yaitu :
a.
Konsentrasi belajar terganggu
Bagi pelajar yang
sudah terbiasa merokok, akan terganggu konsentrasi belajarnya terutama di sekolah karena selama 5- 6 jam
siswa berada di sekolah harus menahan untuk tidak merokok padahal para perokok
untuk tidak merokok selama 5-6 jam merupakan waktu yang cukup lama. Di
samping itu karena pelajar belum
mempunyai penghasilan maka suatu saat akan kehabisan uang untuk memebeli rokok
padahal keinginan merokok sangat kuat sehingga pikiran jadi kacau. Kalau di
biarkan terus menerus dapat menjadi pemicu untuk berbuat negatif, misalnya
mencuri atau tindakan tercela lainnya.
b.
Menurunkan prestasi belajar
Pelajar yang terbiasa merokok, apalagi ia
tergolong dari kalangan kurang mampu, dia akan mengurangi uang jajan yang
seharusnya untuk membeli makanan tetapi malah di belikan rokok, akibatnya
kebugaran tubuh akan merosot yang pada akhirnya akan menurunkkan mutu
belajarnya dan akibat yang lebih parah lagi kehilangan semangat belajar.
c.
Kecanduan
Pelajar yang awal
mula mungkin inginnya coba-coba, ikut-ikutan lama –lama akan kecanduan. Kalau
kondisi ini dibiarkan terus tidak mustahil ia akan meningkat mengkonsumsi
narkoba. Karena menurut beberpa pecandu narkoba pada umumnya dimulai dari
kebiasaan merokok
d.
Pemborosan
Merokok merupakan
salah satu perilaku pemborosan, hanya esedikiy manfaat dan bahkan tak ada
manfaat yang bisa diambil, justru keburukan yang akan diperoleh. Oleh karena
itu hidari merokok agar hidup lebih sehat dan menyenangkan.
C.
Kasus Yang Muncul
Berdasarkan
deskripsi kasus diatas menunjukkan bahwa klien yang bernama ikin merupakan
peserta didik kelas VIII dari SMP N 1 Bulakamba. Klien termasuk peserta didik
yang baik namun di karenakan pengaruh lingkungan pertemanannya disekitar yang
tidak mendukung maka membuat klien ini menjadi merokok. Kasus yang muncul adalah Kebiasaan
Merokok Pada Peserta didik Kelas VIII SMP N 1 bulakamba.
BAB
IV
PROGNOSIS
A.
Pendekatan
konseling yang digunakan dalam intervensi kasus
Dalam penelitian ini penulis
menggunakan pendekatan behavior. Corey (2003: 198)
menyatakan bahwa pendekatan behavior tidak menguraikan asumsi-asumsi filosofis
tertentu tentang manusia secara langsung. Setiap manusia dipandang
memiliki kecenderungan-kecenderungan positif dan negative yang sama. Manusia
pada dasarnya di dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan sosial budayanya.
Segenap tingkahlaku manusia itu dipelajari.
Winkel (2004: 420) menyatakan
bahwa konseling behavioristik berpangkal pada beberapa keyakinan tentang
martabat manusia, yang sebagian bersifat falsafah dan sebagian bersifat
psikologis, yaitu:
a. Manusia pada dasarnya tidak berakhlak baik atau buruk,
bagus atau jelek.
b. Manusia mampu untuk berefleksi atas tingkahlakunya
sendiri, menangkap apa yang dilakukannya, dan mengatur serta mengontrol
perilakunya sendiri.
c. Manusia mampu untuk memperoleh dan membentuk sendiri
suatu pola tingkahlaku yang baru melalui proses belajar.
d. Manusia dapat mempengaruhi perilaku orang lain dan
dirinya pun dipengaruhi oleh perilaku orang lain
Disimpulkan bahwa hakikat
manusia pada pandangan behavioris yaitu pada dasarnya manusia tidak memiliki
bakat apapun, semua tingkahlaku manusia adalah hasil belajar. Manusia pun dapat
mempengaruhi orang lain, begitu pula sebaliknya. Manusia dapat menggunakan
orang lain sebagai model pembelajarannya.
B. Treatment
Memberi layanan konseling kepada klien sesuai
kebutuhan yang sebelumnya telah diberitahukan kepada klien. Dalam konseling
konselor selalu dapat memberikan
arahan-arahan kepada klien yang bermasalah tentang dampak dari hal-hal yang
melanggar ketentuan norma dan moral. Misalnya tentang bahaya rokok, narkoba,
serta minuman keras dukungan, serta
memberikan dorongan dan keyakinan bahwa kilien bisa mengurangi dan menghilangkan
kebiasaan merokoknya.
Dalam hal ini Strategi konseling yang digunakan adalah
strategi self management yaitu perubahan perilaku untuk merubah kebiasaan buruk
agar menjadi kebiasaan yang baik.
Langkah- langkah penyelesaian dalam menggunakan teknik
pendekatan Behavior yaitu :
Ø Konselor menanyakan kepada klien tentang kebiasaan merokoknya dalam satu
hari berapa bungkus klien mengkonsumsi rokok, lalu klien menjawab dalam satu
hari ia mengkonsumsi 1 bungkus rokok. Disini konselor tidak akan langsung
meminta klien untuk berhenti merokok tetapi konselor meminta klien dalam satu
hari merokok 2 atau 1 batang. Karena kecanduan merokok itu tidak akan langsung
berhenti tetapi untuk menghilangkannya yaitu dengan cara mengurangi merokok
satu hari 2 atau 1 batang.
Ø Konselor mengarahkan kepada klien untuk mengemil ataupun memakan permen
sebagai pengganti merokok agar kebiasaan merokok itu dapat hilang serta
menjelaskan kepada klien tentang dampak merokok karena dengan merokok dapat
merusak kesehatan seperti jantung, paru-paru dll, kemudian dalam
pembelajarannya dapat terganggu sehingga konsentrasi belajar menjadi terganggu
dan menurunkan prestasi belajar, serta pemborosan dalam uang.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Merokok
di kalangan remaja khususnya siswa tidak dapat dipungkiri lagi sering terjadi.
Fase remaja adalah masa dimana ketergantungan terhadap teman sebayanya sangat
tinggi. Oleh karena itu, seringkali remaja (siswa) enggan untuk menolak ajakan teman-teman
sebayanya, termasuk juga untuk merokok. Siswa yang mau saja diajak oleh
temannya untuk merokok berarti dia tidak mempunyai ketegasan dalam dirinya.
Biasanya siswa yang merokok karena diajak temannya karena dia merasa tidak enak
kepada temannya atau dia merasa takut bila dijauhi oleh teman-temannya.
Berdasarkan penelitian menunjukkan
bahwa Faktor yang mendorong peserta didik kelas VIII di
SMP Negeri 1 Bulakamba memiliki kebiasaan merokok yaitu Berawal dari coba-coba
dan menunjukkan jati dirinya, sehingga
lama kelamaan menjadi sebuah kebutuhan yang dianggap dapat memberikan
kenikmatan bagi perokok, tanpa menghiraukan dampaknya bagi diri dan
lingkungannya. Peserta didik beranggapan bahwa melalui rokok akan tampak gagah,
jantan dan diperhitungkan oleh lingkungan dalam kelompoknya. namun di lain
pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang
disekitarnya.
B.Saran
Untuk
mengurangi resiko terhadap bahaya rokok maka kepada pihak sekolah agar
melakukan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik terutama pada
laki-laki yaitu tentang bahaya merokok yang berpengaruh terhadap lingkungan dan
kesehatan. Pihak sekolah agar tegas dalam memberikan sanksi kepada peserta
didik yang merokok pada jam sekolah dan selalu berkomunikasi dengan orang tua.
Bagi peserta didik sebaiknya
menghentikan kebiasaan berperilaku merokok yang akan membawa dampak pada
kesehatan yang pada akhirnya menyebabkan rasa ketergantungan serta peserta
didik diharapkan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental, dan mengalihkan
perhatian diri dari perilaku merokok.
Orang Tua
hendaknya lebih berhati-hati dalam memberi contoh perilaku dalam lingkungan
keluarga dan pengawasaan perilaku orang tua diharapkan menjadi bekal dalam
bergaul dilingkungan masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar Sutoyo. 2009. Pemahaman Individu. Semarang: PT. Widya Karya
Juntika Ahmad. 2005. Strategi Layanan
Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Adita
Arikunto
suharsimi.2006. Prosedur Penelitian Sesuatu Pendekatan Praktik. Jakarta Renika
Cipta:Jakarta
(http://whiendul.blogspot.com/2013/04/peta-kognitif-pendekatan-behavior.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar