Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah
terlepas dari orang lain karena sebagai manusia kita termasuk makhluk social
artinya tidak seorang pun yang dapat hidup tanpa orang lain, oleh karena itulah
kita perlu bersikap baik terhadap orang lain, sikap- sikap agar kita dapat
disukai oleh orang lain anatara lain adalah:
1.
Manusia Suka Kepada Orang Yang
Memberi Perhatian Kepada Orang Lain.
Diantara bentuk perhatian kepada orang lain, ialah
mengucapkan salam, menanyakan kabarnya, menengoknya ketika sakit, memberi
hadiah dan sebagainya. Manusia itu membutuhkan perhatian orang lain. Maka,
selama tidak melewati batas-batas syar’i, hendaknya kita menampakkan perhatian
kepada orang lain. seorang anak kecil bisa berprilaku nakal, karena mau
mendapat perhatian orang dewasa. orang tua kadang lupa bahwa anak itu tidak
cukup hanya diberi materi saja. Merekapun membutuhkan untuk diperhatikan, ditanya dan mendapat kasih sayang
dari orang tuanya. Apabila kasih sayang tidak didapatkan dari orang tuanya,
maka anak akan mencarinya dari orang lain.
2. Manusia Suka Kepada Orang Yang Mau Mendengar
Ucapan Mereka.
Kita jangan ingin hanya ucapan
kita saja yang didengar tanpa bersedia mendengar ucapan orang lain. kita harus
memberi waktu kepada orang lain untuk berbicara. Seorang suami –misalnya-ketika
pulang ke rumah dan bertemu istrinya, walaupun masih terasa lelah, harus
mencoba menyediakan waktu untuk mendengar istrinya bercerita. Istrinya yang
ditinggal sendiri di rumah tentu tak bisa berbicara dengan orang lain. Sehingga
ketika sang suami pulang, ia merasa senang karena ada teman untuk
berbincang-bincang. Oleh karena itu, suami harus mendengarkan dahulu perkataan
istri. Jika belum siap untuk mendengarkannya, jelaskanlah dengan baik
kepadanya, bahwa dia perlu istirahat dulu dan nanti ceritanya dilanjutkan lagi.
Contoh lain, yaitu ketika
teman kita berbicara dan salah dalam bicaranya itu, maka seharusnya kita tidak
memotong langsung, apalagi membantahnya dengan kasar. kita dengarkan dulu
pembicaraannya hingga selesai, kemudian kita jelaskan kesalahannya dengan baik.
3. Manusia Suka Kepada Orang Yang Menjauhi
Debat Kusir.
Allah berfirman. “Artinya:
“Serulah kepada jalan Rabbmu dengan hikmah, dan nasehat yang baik, dan debatlah
mereka dengan cara yang baik,” Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
rahimahullah dalam kasetnya, menerangkan tentang ayat : “Serulah kepada jalan
Rabbmu dengan hikmah”. Beliau berkata, “manusia tidak suka kepada orang yang
berdiskusi dengan hararah (dengan panas). Karena umumnya orang hidup dengan
latar belakang……..dan pemahaman yang berbeda dengan kita dan itu sudah mendarah
daging……..sehinnga para penuntut ilmu, jika akan berdiskusi dengan orang yang
fanatik terhadap madzhabnya, (maka) sebelum berdiskusi dia harus mengadakan
pendahuluan untuk menciptakan suasana kondusif antara dia dengan dirinya.
target pertama yang kita inginkan ialah agar orang itu mengikuti apa yang kita
yakini kebenarannya, tetapi hal itu tidaklah mudah. Umumnya disebabkan fanatik
madzhab, mereka tidak siap mengikuti kebenaran. target kedua, minimalnya dia
tidak menjadi musuh bagi kita. Karena sebelumnya tercipta suasana yang kondusif
antara kita dengan dirinya. Sehingga ketika kita menyampaikan yang haq, dia
tidak akan memusuhi kita disebabkan ucapan yang haq tersebut. Sedangkan apabila
ada orang lain yang ada yang berdiskusi dalam permasalahan yang sama, namun
belum tercipta suasana kondusif antara dia dengan dirinya, tentu akan berbeda
tanggapannya.
4. Manusia Suka Kepada Orang Yang Memberikan
Penghargaan Dan Penghormatan Kepada Orang Lain.
Nabi mengatakan, bahwa orang
yang lebih muda harus menghormati orang yang lebih tua, dan yang lebih tua
harus menyayangi yang lebih muda. Permasalahan ini kelihatannya sepele. Ketika
kita shalat di masjid……namun menjadikan seseorang tersinggung karena
dibelakangi. Hal ini kadang tidak sengaja kita lakukan. Oleh karena itu, dari
pengalaman kita dan orang lain, kita harus belajar dan mengambil faidah.
Sehingga bisa memperbaiki diri dalam hal menghormati orang lain. Hal-hal yang
membuat diri kita tersinggung, jangan kita lakukan kepada orang lain.
Bentuk-bentuk sikap tidak hormat dan pelecehan, harus kita kenali dan
hindarkan.
Misalnya, ketika berjabat
tangan tanpa melihat wajah yang diajaknya. Hal seperti itu jarang kita lakukan kepada orang
lain. Apabila kita diperlakukan kurang hormat, maka kita sebisa mungkin
memakluminya. Karena-mungkin-orang lain belum mengerti atau tidak menyadarinya.
Ketika kita memberi salam kepada orang lain, namun orang tersebut tidak
menjawab, maka kita jangan langsung menuduh orang itu menganggap kita ahli
bid’ah atau kafir. Bisa jadi, ketika itu dia sedang menghadapi banyak persoalan
sehingga tidak sadar ada yang memberi salam kepadanya, dan ada
kemungkinan-kemungkinan lainnya. Kalau perlu didatangi dengan baik dan
ditanyakan,agar persoalannya jelas. Dalam hal ini kita dianjurkan untuk banyak
memaafkan orang lain.
Allah berfirman.“Artinya:
“Terimalah apa yang mudah dari akhlaq mereka dan perintahkanlah orang lain
mengerjakan yang ma’ruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” [Al-A’raaf : 199]
5.
Manusia Suka Kepada Orang Yang
Memberi Kesempatan Kepada Orang Lain Untuk Maju.
Sebagai seorang muslim, seharusnya senang jika saudara
kita maju, berhasil atau mendapatkan kenikmatan, walaupun secara naluri manusia
itu tidak suka, jika ada orang lain yang melebihi dirinya. Naluri seperti ini harus kita kekang dan
dikikis sedikit demi sedikit. Misalnya, bagi mahasiswa. Jika di kampus ada
teman muslim yang lebih pandai daripada kita. Maka kita harus senang. Jika kita
ingin seperti dia, maka harus berikhtiar dengan rajin belajar dan tidak
bermalas-malasan. Berbeda dengan orang yang dengki, tidak suka jika temannya
lebih pandai dari dirinya. Malahan karena dengkinya itu dia bisa-bisa memboikot
temannya dengan mencuri catatan pelajarannya dan sebagainya.
6. Manusia Suka Kepada Orang Yang Tahu
Berterima Kasih Atau Suka Membalas Kebaikan.
Hal ini bukan berarti
dibolehkan mengharapkan ucapan terima kasih atau balasan dari manusia jika kita
berbuat kebaikan terhadap mereka. Akan tetapi hendaklah tidak segan-segan untuk mengucapkan terima kasih dan
membalas kebaikan yang diberikan orang lain kepada kita.
7. Manusia Suka Kepada Orang Yang Memperbaiki
Kesalahan Orang Lain Tanpa Melukai Perasaannya.
Kita perlu melatih diri untuk
menyampaikan ungkapan kata-kata yamg tidak menyakiti perasaan orang lain dan
tetapSampai kepada tujuan yang diinginkan. Dalam sebuah buku diceritakan, ada
seorang suami yang memberikan ceramah dalam suatu majelis dengan bahasa yang
cukup tinggi, sehingga tidak bisa dipahami oleh yang mengikuti majelis
tersebut. Ketika pulang, dia menanyakan pendapat istrinya tentang ceramahnya.
Istrinya menjawab dengan mengatakan, bahwa jika ceramah tersebut disampaikan di
hadapan para dosen, maka tentunya akan tepat sekali.
Ucapan itu merupakan sindiran
halus, bahwa ceramah itu tidak tepat disampaikan di hadapan hadirin saat itu,
dengan tanpa mengucapkan perkataan demikian. Hal ini bukan berarti kita harus
banyak berbasa-basi atau bahkan membohongi orang lain. Namun
hal ini agar tidak melukai perasaan orang, tanpa kehilangan maksud untuk
memperbaikinya.